Search
Close this search box.
[gt-link lang="id" label="Indonesia"] [gt-link lang="en" label="English"] [gt-link lang="ar" label="Arabic"]
sculpture tembaga

Studi Kasus: Sculpture Tembaga sebagai Pusat Estetika dan Identitas Ruang

Dalam dunia desain dan arsitektur modern, pemanfaatan elemen seni sebagai bagian dari identitas ruang semakin diperhatikan. Salah satu tren yang berkembang pesat adalah penggunaan sculpture tembaga sebagai titik fokus visual dalam ruang publik maupun privat.

Patung atau relief berbahan tembaga tidak hanya memperkaya estetika ruangan, tetapi juga menyampaikan makna filosofis, budaya, dan bahkan spiritual. Kali ini, kita akan mengulas sebuah studi kasus menarik tentang bagaimana sculpture tembaga mampu menjadi simbol karakter sekaligus investasi seni dalam sebuah proyek arsitektur.

Kasus: Sculpture Tembaga di Lobi Hotel Bintang Lima, Jakarta

Salah satu contoh sukses penggunaan sculpture tembaga dapat dilihat di sebuah hotel bintang lima di kawasan SCBD, Jakarta. Hotel ini menginginkan konsep interior yang mencerminkan kemewahan kontemporer dengan sentuhan tradisional Nusantara. Alih-alih memilih lukisan atau ornamen konvensional, tim desain interior memutuskan untuk menempatkan sculpture setinggi 3 meter dari tembaga ukir sebagai statement piece di tengah lobi.

Sculpture ini dibuat oleh pengrajin lokal dari Jawa Tengah, dengan proses pengerjaan yang memakan waktu hampir dua bulan. Desainnya berupa siluet pohon Kalpataru yang bercabang dan berakar, melambangkan kehidupan, kemakmuran, dan kesinambungan budaya.

Proses Produksi dan Material

Patung ini menggunakan lembaran tembaga murni setebal 1,5 mm yang diproses secara manual. Teknik ukiran tembaga tradisional dipadukan dengan metode embossing modern untuk menampilkan detail relief yang halus. Pewarnaan dilakukan dengan teknik oxidized patina untuk menciptakan gradasi warna tembaga alami—dari kemerahan, keemasan, hingga kehijauan tua.

Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga integritas struktur patung agar tetap kuat meski tampak ramping dan dinamis. Untuk itu, digunakan rangka baja tersembunyi sebagai penyangga internal.

Dampak Estetika dan Komersial

Sejak instalasi sculpture tersebut, hotel melaporkan peningkatan interaksi sosial di area lobi. Banyak tamu menjadikan sculpture sebagai latar foto dan media promosi di media sosial. Menurut manajemen hotel, tingkat keterlibatan pengunjung meningkat sekitar 23% dibandingkan sebelum ada sculpture tersebut.

Selain itu, sculpture tembaga ini juga dinilai membantu menciptakan kesan eksklusif dan memperkuat citra hotel sebagai pengusung nilai-nilai budaya. Hal ini mendukung strategi branding yang menargetkan wisatawan premium dan segmen korporat.

Tembaga sebagai Media Seni

Mengapa tembaga? Tembaga dikenal sebagai logam yang lentur dan tahan korosi, sangat ideal untuk karya seni berskala besar. Menurut International Sculpture Center, lebih dari 70% patung logam publik di Eropa dan Asia Tenggara menggunakan tembaga sebagai material utama karena daya tahan dan karakter warnanya yang khas.

Berbeda dari material lain seperti resin atau besi cor, sculpture tembaga memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi. Selain dapat bertahan hingga puluhan tahun, tembaga juga mengalami perubahan warna alami yang disebut patina, memberikan kesan antik dan artistik seiring waktu.

Inspirasi dari Desain Religius dan Tradisional

Sculpture ini juga terinspirasi dari elemen sakral seperti pintu Nabawi, yang menjadi simbol kemegahan dan spiritualitas dalam arsitektur Islam. Elemen ukiran daun dan kaligrafi yang sering ditemukan pada ide dekorasi tembaga islami turut diserap ke dalam desain modern sculpture tersebut, menjembatani antara keindahan spiritual dan artistik.

Meski tidak langsung meniru bentuk pintu Nabawi, konsep kesucian dan keabadian tetap terasa melalui alur dan pola ukiran yang menghiasi sculpture. Ini menunjukkan bahwa elemen spiritual dan budaya dapat diadaptasi dengan baik dalam konteks komersial dan kontemporer.

Lebih dari Sekadar Dekorasi

Sculpture dari tembaga bukan hanya sebuah hiasan tembaga, melainkan investasi estetika dan identitas ruang. Baik di hotel, galeri, perkantoran, maupun rumah ibadah, kehadiran sculpture tembaga mampu membangun suasana, menceritakan nilai, dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi siapa pun yang melihatnya.

Dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya apresiasi terhadap seni rupa lokal, sculpture tembaga akan terus berkembang sebagai bagian penting dari desain masa kini dan masa depan—menggabungkan teknik tradisional, visi modern, dan kekuatan simbolik dalam satu karya monumental.

Bagikan artikel ini :

TULIS KOMENTAR

ARTIKEL